Minggu, 16 Juni 2013

Dr.Hidayat Nur Wahid Hadiri Majelis Ta'lim As Siyasah Al Islamiyah


Pandangan sekuler yang memisahkan antara urusan Islam dengan negara, antara masjid dengan gedung pemerintahan, antara ulama dan politikus rupanya sudah ketinggalan zaman.

Para ulama dan tokoh umat Islam secara bersama-sama menolak paradigma itu dengan meluncurkan sebuah kegiatan bernama Pengajian Politik Islam (Majleis Ta'lim As-Siyasah Al-Islamiyah) di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad siang (16/6/2013).

Menurut salah satu anggota Dewan Pendiri PPI, KH A Cholil Ridwan, majelis ta'lim siyasah al-Islamiyahyang digelar dengan kapasitas nasional ini merupakan majelis taklim pertama di Indonesia.

"Majelis Ta'lim PPI akan menghapuskan dikotomi antara Islam sebagai agama di satu sisi dengan politik. Tak ada  dikotomi. Politik adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari dakwah. Hayatun rasul kulluha dakwah," ungkap Ketua MUI Pusat itu dihadapan ratusan jamaah umat Islam yang hadir.

"PPI akan mencabut doktrin penjajah Belanda dari dada umat Islam. Tak betul politik itu kotor," lanjutnya.

Tujuan akhir digelarnya PPI ini, lanjut Pengasuh Pesantren Al Husnayain, Jakarta Timur itu, adalah demi terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersyariah. "Indonesia menjadi negara kesatuan bersyariah, umat Islam menjadi pemimpin," katanya.

PPI digagas oleh empat orang kiyai dan tokoh ormas Islam di Jakarta. Selain KH Cholil Ridwan, PPI didirikan oleh Pimpinan Perguruan Islam As-Syafiiyah KH Abdul Rasyid Abdulah Syafi'i, Pengurus YPI Al Azhar KH Amliwazir Saidi dan Ketua Umum DDII KH Syuhada Bahri. 


Dalam peluncuran perdana PPI, turut memberikan sambutan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum PBB H MS Kaban, dan cendkiawan Muslim dari Surabaya H. Fuad Amsari. Sementara, tokoh lain yang diundang seperti Ketum PPP Suryadharma Ali, Ketum PAN Hatta Rajasa dan Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid berhalangan hadir.

Kegiatan PPI secara rutin akan diisi dengan mengkaji kitab "Al Ahkam As Sulthaniyah" karya Imam Al Mawardi yang akan disampaikan oleh Syekh Dr Daud Rasyid.

Acara ini dibiayai secara bersama oleh umat Islam dan bukan berorientasi jangka pendek untuk kepentingan Pemilu 2014.
Kiyai Cholil dalam sambutannya mengungkapkan bahwa PPI adalah majlis taklim lintas partai, lintas ormas dan lintas mazhab. "Tanpa melibatkan aliran sesat, seperti Syiah, Ahmadiyah, LDII dan aliran sesat lainnya," ungkapnya.

Hadir dalam pembukaan (iftitah) PPI sejumlah tokoh Islam seperti Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath, Sekjen MIUMI Ustad Bahtiar Nasir, Ketua MUI Pusat KH Amidhan, Wakil Amir Majelis Mujahidin Ustad Abu M Jibril, Pemred Tabloid Suara Islam H Aru Syeiff Assadullah, Ketua Umum Perguruan Tapak Suci Muchdi Pr, tokoh Islam di era Orba KH Abdul Qadir Jaelani, Ketum Wahdah Islamiyah M Zaitun Rasmin, Ketua Taruna Muslim Alfian Tanjung dan tokoh Muslimah Hj Nurdiati Akma.

Redaktur : Gilang Ramadhan

0 komentar: