.jpg)
Thalhah bin
Ubaidillah adalah seorang sahabat
nabi berasal dari Quraisy, nama
lengkapnya adalah Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin
Said. Thalhah bin Ubaidillah juga merupakan salah seorang diantara 10
(sepuluh) sahabat-sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muhammad SAW.
Beliau selalu aktif di setiap peperangan kecuali Perang Badar. Beliau telah
menyertai peperangan Uhud dan menyumbangkan suatu sumbangan yang besar Di dalam
perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar
dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Beliau telah
melindungi Nabi s.a.w dengan dirinya sendiri dan menahan panah dari terkena
baginda dengan tangannya sehingga lumpuh jari-jarinya. Kemurahan dan
kedermawanan Thalhah bin Ubaidillah ra., patut kita contoh dan kita teladani.
Dalam hidupnya ia mempunyai tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan
jiwa. Sejak awal keislamannya sampai akhir hidupnya dia tidak pernah
mengingkari janji. Janjinya selalu tepat. Ia juga dikenal sebagai orang jujur,
tidak pernah menipu apalagi berkhianat.
Awal memeluk Islam
Beliau masuk Islam dengan perantaraan
Abu Bakar Siddiq ra. Thalhah adalah seorang pemuda Quraisy, ia memilih profesi
sebagai saudagar. Meski masih muda, Thalhah punya kelebihan dalam strategi
berdagang, ia cerdik dan pintar, hingga dapat mengalahkan pedagang-pedagang
lain yang lebih tua.
Pada suatu ketika Thalhah dan rombongan
pergi ke Syam. Di Bushra, Thalhah mengalami peristiwa menarik yang mengubah
garis hidupnya. Tiba-tiba seorang pendeta berteriak-teriak, "Wahai para
pedagang, adakah di antara tuan-tuan yang berasal dari kota Makkah?"
"Ya, aku penduduk Makkah," sahut Thalhah. "Sudah munculkah orang
di antara kalian orang bernama Ahmad?" tanyanya. "Ahmad yang
mana?" "Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Bulan ini pasti muncul
sebagai Nabi penutup para Nabi. Kelak ia akan hijrah dari negerimu ke negeri
berbatu-batu hitam yang banyak pohon kurmanya. Ia akan pindah ke negeri yang
subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya
wahai anak muda," sambung pendeta itu. Ucapan pendeta itu begitu membekas
di hati Thalhah hingga tanpa menghiraukan kafilah dagang di pasar ia langsung
pulang ke Makkah.
Setibanya di Makkah, ia langsung
bertanya kepada keluarganya, "Ada peristiwa apa sepeninggalku?"
"Ada Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi dan Abu Bakar telah
mempercayai dan mengikuti apa yang dikatakannya," jawab mereka. ”Aku kenal
Abu Bakar. Dia seorang yang lapang dada, penyayang dan lemah lembut. Dia
pedagang yang berbudi tinggi dan teguh. Kami berteman baik, banyak orang
menyukai majelisnya, karena dia ahli sejarah Quraisy," gumam Thalhah lirih.
Setelah itu Thalhah langsung mencari Abu
Bakar. "Benarkah Muhammad bin Abdullah telah menjadi Nabi dan engkau
mengikutinya?" "Betul." Abu Bakar menceritakan kisah Muhammad
sejak peristiwa di gua Hira' sampai turunnya ayat pertama. Abu Bakar mengajak
Thalhah untuk masuk Islam. Usai Abu Bakar bercerita Thalhah ganti bercerita
tentang pertemuannya dengan pendeta Bushra. Abu Bakar tercengang. Lalu Abu
Bakar mengajak Thalhah untuk menemui Muhammad dan menceritakan peristiwa yang
dialaminya dengan pendeta Bushra. Di hadapan Rasulullah, Thalhah langsung mengucapkan
dua kalimat syahadat.
Pengorbanan Thalhah kepada Rasulullah SAW.
Bila diingatkan
tentang perang Uhud, Abubakar Ra selalu teringat pada Thalhah ra. Ia berkata,
"Perang Uhud adalah harinya Thalhah ra. Pada waktu itu akulah orang
pertama yang menjumpai Rasulullah SAW. Ketika melihat aku dan Abu Ubaidah,
baginda berkata kepada kami: "Lihatlah saudaramu ini." Pada waktu itu
aku melihat tubuh Thalhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah dan
jari tangannya putus." Diceritakan ketika tentara Muslim terdesak mundur
dan Rasulullah SAW dalam bahaya akibat ketidakdisiplinan pemanah-pemanah dalam
menjaga pos-pos di bukit, di saat itu pasukan musyrikin bagai kesetanan
merangsek maju untuk melumat tentara muslim dan Rasulullah SAW, terbayang di
pikiran mereka kekalahan yang amat memalukan di perang Badar. Mereka
masing-masing mencari orang yang pernah membunuh keluarga mereka sewaktu perang
Badar dan berniat akan membunuh dan memotong-motong dengan sadis. Semua
musyrikin berusaha mencari Rasulullah SAW. Dengan pedang-pedangnya yang tajam
dan mengkilat, mereka terus mencari Rasulullah SAW. Tetapi kaum muslimin dengan
sekuat tenaga melindungi Rasulullah SAW, melindungi dengan tubuhnya dengan daya
upaya, mereka rela terkena sabetan, tikaman pedang dan anak panah. Tombak dan
panah menghunjam mereka, tetapi mereka tetap bertahan melawan kaum musyrikin
Quraisy. Hati mereka berucap dengan teguh, "Aku korbankan ayah ibuku untuk
engkau, ya Rasulullah saw.". Salah satu diantara mujahid yang melindungi
Nabi SAW adalah Thalhah ra. Ia berperawakan tinggi kekar. Ia ayunkan pedangnya
ke kanan dan ke kiri. Ia melompat ke arah Rasulullah saw. yang tubuhnya
berdarah. Dipeluknya Beliau dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang
yang ada ditangan kanannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya bagai
laron yang tidak memperdulikan maut. Alhamdulillah, Rasulullah saw. selamat.
Thalhah memang
merupakan salah satu pahlawan dalam barisan tentara perang Uhud. Ia siap
berkorban demi membela Nabi SAW. Ia memang patut ditempatkan pada barisan depan
karena ALLAH menganugrahkan kepada dirinya tubuh kuat dan kekar, keimanan yang
teguh dan keikhlasan pada agama ALLAH. Akhirnya kaum musyrikin pergi
meninggalkan medan perang. Mereka mengira Rasulullah SAW telah tewas.
Alhamdulillah, Rasulullah saw. selamat walaupun dalam keadaan menderita
luka-luka. Baginda dipapah oleh Thalhah menaiki bukit yang ada di ujung medan
pertempuran. Tangan, tubuh dan kakinya diciumi oleh Thalhah, seraya berkata,
"Aku tebus engkau Ya Rasulullah saw. dengan ayah ibuku." Nabi SAW
tersenyum dan berkata, " Engkau adalah Thalhah kebajikan." Di hadapan
para sahabat Nabi SAW bersabda, " Keharusan bagi Thalhah adalah memperoleh
...." Yang dimaksud nabi SAW adalah memperoleh surga. Sejak peristiwa Uhud
itulah Thalhah mendapat julukan "Burung elang hari Uhud."
Thalhah Yang Dermawan
Pernahkah anda melihat
sungai yang airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah ?
Begitulah Thalhah bin Ubaidillah. Ia adalah seorang dari kaum muslimin yang
kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf. Pada
suatu hari istrinya melihat Thalhah sedang murung dan duduk termenung sedih.
Melihat keadaan suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya
dan Thalhah mejawab, " Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu
banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan ?" Maka istrinya
berkata, "Uang yang ada ditanganmu itu bagi-bagikanlah kepada
fakir-miskin." Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan
Thalhah tanpa meninggalkan sepeserpun. Assaib bin Zaid berkata tentang Thalhah,
katanya, "Aku berkawan dengan Thalhah baik dalam perjalanan maupun sewaktu
bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia
terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya."
Jaabir bin Abdullah bertutur, " Aku tidak pernah melihat orang yang lebih
dermawan dari Thalhah walaupun tanpa diminta." Oleh karena itu patutlah
jika dia dijuluki "Thalhah si dermawan", "Thalhah si pengalir
harta", "Thalhah kebaikan dan kebajikan".
Thalhah memang merupakan salah satu
pahlawan dalam barisan tentara perang Uhud. Ia siap berkorban demi membela Nabi
SAW. Ia memang patut ditempatkan pada barisan depan karena ALLAH menganugrahkan
kepada dirinya tubuh kuat dan kekar, keimanan yang teguh dan keikhlasan pada
agama ALLAH. Akhirnya kaum musyrikin pergi meninggalkan medan perang. Mereka
mengira Rasulullah SAW telah tewas. Alhamdulillah, Rasulullah selamat walaupun
dalam keadaan menderita luka-luka. Baginda dipapah oleh Thalhah menaiki bukit
yang ada di ujung medan pertempuran. Tangan, tubuh dan kakinya diciumi oleh
Thalhah, seraya berkata, "Aku tebus engkau Ya Rasulullah dengan ayah
ibuku." Nabi SAW tersenyum dan berkata, " Engkau adalah Thalhah
kebajikan." Di hadapan para sahabat Nabi SAW bersabda, " Keharusan
bagi Thalhah adalah memperoleh ...." Yang dimaksud nabi SAW adalah
memperoleh surga. Sejak peristiwa Uhud itulah Thalhah mendapat
julukan "Burung elang hari Uhud."
Keteladanan Thalhah Bin Ubaidillah
1. Al-Qarinain atau sepasang sahabat yang mulia
Bagi keluarganya, masuk Islamnya Thalhah bagaikan petir di siang bolong.
Keluarganya dan orang-orang sesukunya berusaha mengeluarkannya dari Islam.
Mulanya dengan bujuk rayu, namun karena pendirian Thalhah sangat kokoh, mereka
akhirnya bertindak kasar. Siksaan
demi siksaan mulai mendera tubuh anak muda yang santun itu. Sekelompok pemuda
menggiringnya dengan tangan terbelenggu di lehernya, orang-orang berlari sambil
mendorong, memecut dan memukuli kepalanya, dan ada seorang wanita tua yang
terus berteriak mencaci maki Thalhah, yaituibu Thalhah, Ash-Sha'bah binti
Al-Hadramy. Tak hanya itu, pernah seorang lelaki Quraisy, Naufal bin Khuwailid
yang menyeret Abu Bakar dan Thalhah mengikat keduanya menjadi satu dan
mendorong ke algojo hingga darah mengalir dari tubuh sahabat yang mulia ini.
Peristiwa ini mengakibatkan Abu Bakar dan Thalhah digelari Al-Qarinain atau
sepasang sahabat yang mulia.
2. Assyahidul Hayy, atau syahid yang hidup.
Tidak hanya sampai disini saja cobaan dan ujian yang dihadapi Thalhah,
semua itu tidak membuatnya surut, melainkan makin besar bakti dan perjuangannya
dalam menegakkan Islam, hingga banyak gelar dan sebutan yang didapatnya antara
lain Assyahidul Hayy, atau syahid yang hidup. Julukan ini diperolehnya dalam
perang Uhud. Saat itu barisan kaum Muslimin terpecah belah dan kocar-kacir dari
sisi Rasulullah. Yang tersisa di dekat beliau hanya 11 orang Anshar dan Thalhah
dari Muhajirin. Rasulullah dan orang-orang yang mengawal beliau naik ke bukit
tadi dihadang oleh kaum Musyrikin. "Siapa berani melawan mereka, dia akan
menjadi temanku kelak di surga," seru Rasulullah. "Aku Wahai
Rasulullah," kata Thalhah. "Tidak, jangan engkau, kau harus berada di tempatmu." "Aku
wahai Rasulullah," kata seorang prajurit Anshar. "Ya, majulah,"
kata Rasulullah. Lalu prajurit Anshar itu maju melawan prajurit-prajurit kafir.
Pertempuran yang tak seimbang mengantarkannya menemui kesyahidan. Rasulullah
kembali meminta para sahabat untuk melawan orang-orang kafir dan selalu saja
Thalhah mengajukan diri pertama kali. Tapi, senantiasa ditahan oleh Rasulullah dan diperintahkan untuk tetap
ditempat sampai 11 prajurit Anshar gugur menemui syahid dan tinggal Thalhah
sendirian bersama Rasulullah, saat itu Rasulullah berkata kepada Thalhah,
"Sekarang engkau, wahai Thalhah." Dan majulah Thalhah dengan semangat
jihad yang berkobar-kobar menerjang ke arah musuh dan menghalau agar jangan
menghampiri Rasulullah. Lalu Thalhah berusaha menaikkan Rasulullah sendiri ke
bukit, kemudian kembali menyerang hingga tak sedikit orang kafir yang tewas.
Saat itu Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah yang berada agak jauh dari
Rasulullah telah sampai di dekat Rasulullah. "Tinggalkan aku, bantulah
Thalhah, kawan kalian," seru Rasulullah. Keduanya bergegas mencari
Thalhah, ketika ditemukan, Thalhah dalam keadaan pingsan, sedangkan badannya
berlumuran darah segar. Tak
kurang 70 luka bekas tebasan pedang, tusukan lembing dan lemparan panah
memenuhi tubuhnya. Pergelangan tangannya putus sebelah. Dikiranya Thalhah sudah
gugur, ternyata masih hidup. Karena itulah gelar syahid yang hidup diberikan
Rasulullah. "Siapa yang ingin melihat orang berjalan di muka bumi setelah
mengalami kematiannya, maka lihatlah Thalhah," sabda Rasulullah. Sejak
saat itu bila orang membicarakan perang Uhud di hadapan Abu Bakar, maka beliau
selalu menyahut, "Perang hari itu adalah peperangan Thalhah seluruhnya.
Hingga akhir hayatnya, perjuangan sahabat mulia itu tak kenal henti. Sebuah
sejarah besar diukir, sejarah itu bernama Thalhah bin Ubaidillah."
Wafatnya Thalhah
Sewaktu
terjadi pertempuran "Aljamal", Thalhah (di pihak lain) bertemu dengan
Ali Ra dan Ali Ra memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang.
Sebuah panah mengenai betisnya maka dia segera dipindahkan ke Basra dan tak
berapa lama kemudian karena lukanya yang cukup dalam ia wafat. Thalhah wafat
pada usia enam puluh tahun dan dikubur di suatu tempat dekat padang rumput di
Basra. Rasulullah saw. pernah berkata kepada para sahabat Ra, "Orang ini
termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan
diatas bumi maka lihatlah Thalhah ra. Hal itu juga dikatakan ALLAH dalam
firmanNya : "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang -orang yang
menepati apa yang telah mereka janjikan kepada ALLAH, maka diantara mereka ada
yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka
sedikitpun tidak merubah janjinya." (Al-Ahzaab: 23).
Redaktur : Gilang Ramadhan
0 komentar:
Posting Komentar