Bulan Ramadhan ialah bulan penuh kemuliaan dan
keberkahan bagi umat islam. Dan menyambut
ramadhan sebagai moment (events) special yang harus disambut dengan penuh
kemeriahan dan kesungguhan.
Sebagaimana Hadits Rasulullah SAW; “ Barang
Siapa yang merasa gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah
mengharamkan jasadnya disentuh api neraka.” (Al-hadits)
Bagaimana Seharusnya kita
menyambut Bulan Ramadhan?
Pertanyaan ini muncul setelah membaca hadits
diatas, tentunya merespon hadits tsb. bukan hanya dengan sekedar melalui
hari-hari dalam bulan ramadhan hanya dengan kegembiraan tetapi dengan penuh
kesungguhan dalam menjalaninya. Meraih sebuah bulan yang ditunggu-tunggu, kita
cintai pastilah hendaknya penuh dengan persiapan yang matang, agar meraih
keutamaan serta makna bulan ramadhan itu sendiri. Seorang muslim seharusnya
tidak ketinggalan terhadap momen-momen untuk beribadah, dengan bersaing (untuk
mendapatkan kebaikan) didalamnya. Sebagaimana
Firman Allah Swt. :
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang
berlomba-lomba.” (QS. Al-Muthaffifin : 26)
Maka bersemangatlah wahai saudara-saudaraku,
dalam menyambut bulan ramadhan.
Peredaran miras yang sudah merambah
minimarket-minimarket yang ada dijakarta telah menjadikan kita lebih waspada
menyambut bulan ramadhan yang suci ini. Umat islam juga harus berlomba-lomba
dalam kebaikan dalam hal ini, yaitu dengan menghimbau kepada Saudara, Tetangga,
Teman, Kerabat, Saudara muslim kita agar mewaspadai peredaran miras yang dapat
memicu tindak kejahatan, prostitusi, pemerkosaan, pencurian, dan tindak
kriminal lain di masyarakat yang dapat merusak kesucian bulan ramadhan. Dan
kita juga wajib memprotes keras pemerintah daerah maupun pusat dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan hukum, agar melarang peredaran miras diminimarket
karena akan menimbulkan penyakit masyarakat dan menghancurkan generasi muda
bangsa.
Kehidupan masyarakat kita mulai terancam dengan
beredarnya minuman haram tsb. Disisi lain kita juga perlu menyiapkan dan
membuat program-program yang mengajak masyarakat jauh dari kemaksiatan, hal ini
kadang dipandang sebelah mata karena kurangnya kesadaran terhadap tugas seorang
mukmin dalam hidup ini, & lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim
memiliki kesempatan yang banyak untuk dekat dengan Allah untuk mendidik jiwanya
sehingga menjadi manusia yang lebih kokoh dalam beribadah.
Menghimbau bahaya miras juga merupakan bentuk
program amal sosial kita di bulan ramadhan serta bentuk ketaatan terhadap
perintah Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-maidah : 90)
Menaati perintah Allah diatas agar menjauhi
minuman keras agar mendapat keberuntungan dan meminum miras, menjual juga
merupakan perbuatan terkeji karena barang haram yang dijual dan diminum ialah
hal yang sudah jelas dilarang oleh Allah SWT. Dan kita wajib mentaati
perintahnya sebagaimana firman Allah SWT. :
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling dari pada-Nya, sedang
kalian mendengar (perintah-perintahnya), (QS.Al Anfal: 20).
Mempersiapkan jasmani dan rohani kita saat
bulan ramadhan hadir ditengah-tengah kita semua adalah sangat penting agar
tidak terlewatkan perjalanan ramadhan ini dengan selalu dekat kepada Allah.
Banyaknya aktivitas yang kita lalui janganlah melalaikan ibadah-ibadah kita
dibulan suci ramadhan, sebab tak ada bulan yang seistimewa dari bulan ramadhan
yang apabila melakukan sebuah kebaikan pahala sunnah akan diganjar dengan
pahala wajib dibulan ramadhan, dan yang pahala amalan yg wajib akan dilipat
gandakan oleh Allah Swt.
Menyambut Ramadhan ialah dengan membuka
lembaran putih yang baru, yang akan diisi dengan Taubat sebenar-benarnya kepada
Allah Swt., taat kepada rasulullah saw.
Berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat,
saudara, istri, atau suami, serta anak-anak, berbuat baik kepada masyarakat
sekitar tempat tinggal kita menjadi hal yang tak boleh ketinggalan agar menjadi
hamba yang sholeh, serta bermanfaat sebagaimana rasul saw sabda ,
“Seutama – utama manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(Al-hadits)
Demikianlah seharusnya seorang muslim menyambut
ramadhan, seperti tanah kering yang menyambut hujan, seperti seorang yang sakit
membutuhkan dokter untuk mengobatinya & seperti seseorang yang jatuh cinta
yang menanti kekasihnya.
Redaktur : Gilang Ramadhan
0 komentar:
Posting Komentar