Rabu, 26 Juni 2013

Bulan Ramadhan VS Miras


Bulan Ramadhan ialah bulan penuh kemuliaan dan keberkahan bagi umat islam. Dan menyambut  ramadhan sebagai moment (events) special yang harus disambut dengan penuh kemeriahan dan kesungguhan.

Sebagaimana Hadits Rasulullah SAW; “ Barang Siapa yang merasa gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya disentuh api neraka.” (Al-hadits)

Bagaimana Seharusnya kita
menyambut Bulan Ramadhan?

Pertanyaan ini muncul setelah membaca hadits diatas, tentunya merespon hadits tsb. bukan hanya dengan sekedar melalui hari-hari dalam bulan ramadhan hanya dengan kegembiraan tetapi dengan penuh kesungguhan dalam menjalaninya. Meraih sebuah bulan yang ditunggu-tunggu, kita cintai pastilah hendaknya penuh dengan persiapan yang matang, agar meraih keutamaan serta makna bulan ramadhan itu sendiri. Seorang muslim seharusnya tidak ketinggalan terhadap momen-momen untuk beribadah, dengan bersaing (untuk
mendapatkan kebaikan) didalamnya. Sebagaimana Firman Allah Swt. :

“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al-Muthaffifin : 26)

Maka bersemangatlah wahai saudara-saudaraku, dalam menyambut bulan ramadhan.

Peredaran miras yang sudah merambah minimarket-minimarket yang ada dijakarta telah menjadikan kita lebih waspada menyambut bulan ramadhan yang suci ini. Umat islam juga harus berlomba-lomba dalam kebaikan dalam hal ini, yaitu dengan menghimbau kepada Saudara, Tetangga, Teman, Kerabat, Saudara muslim kita agar mewaspadai peredaran miras yang dapat memicu tindak kejahatan, prostitusi, pemerkosaan, pencurian, dan tindak kriminal lain di masyarakat yang dapat merusak kesucian bulan ramadhan. Dan kita juga wajib memprotes keras pemerintah daerah maupun pusat dengan cara yang sesuai dengan ketentuan hukum, agar melarang peredaran miras diminimarket karena akan menimbulkan penyakit masyarakat dan menghancurkan generasi muda bangsa.

Kehidupan masyarakat kita mulai terancam dengan beredarnya minuman haram tsb. Disisi lain kita juga perlu menyiapkan dan membuat program-program yang mengajak masyarakat jauh dari kemaksiatan, hal ini kadang dipandang sebelah mata karena kurangnya kesadaran terhadap tugas seorang mukmin dalam hidup ini, & lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim memiliki kesempatan yang banyak untuk dekat dengan Allah untuk mendidik jiwanya sehingga menjadi manusia yang lebih kokoh dalam beribadah.

Menghimbau bahaya miras juga merupakan bentuk program amal sosial kita di bulan ramadhan serta bentuk ketaatan terhadap perintah Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-maidah : 90)

Menaati perintah Allah diatas agar menjauhi minuman keras agar mendapat keberuntungan dan meminum miras, menjual juga merupakan perbuatan terkeji karena barang haram yang dijual dan diminum ialah hal yang sudah jelas dilarang oleh Allah SWT. Dan kita wajib mentaati perintahnya sebagaimana firman Allah SWT. :

“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling dari pada-Nya, sedang kalian mendengar (perintah-perintahnya), (QS.Al Anfal: 20).

Mempersiapkan jasmani dan rohani kita saat bulan ramadhan hadir ditengah-tengah kita semua adalah sangat penting agar tidak terlewatkan perjalanan ramadhan ini dengan selalu dekat kepada Allah. Banyaknya aktivitas yang kita lalui janganlah melalaikan ibadah-ibadah kita dibulan suci ramadhan, sebab tak ada bulan yang seistimewa dari bulan ramadhan yang apabila melakukan sebuah kebaikan pahala sunnah akan diganjar dengan pahala wajib dibulan ramadhan, dan yang pahala amalan yg wajib akan dilipat gandakan oleh Allah Swt.

Menyambut Ramadhan ialah dengan membuka lembaran putih yang baru, yang akan diisi dengan Taubat sebenar-benarnya kepada Allah Swt., taat kepada rasulullah saw.
Berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, saudara, istri, atau suami, serta anak-anak, berbuat baik kepada masyarakat sekitar tempat tinggal kita menjadi hal yang tak boleh ketinggalan agar menjadi hamba yang sholeh, serta bermanfaat sebagaimana rasul saw sabda ,

“Seutama – utama manusia adalah yang paling bermanfaat  bagi manusia lainnya.” (Al-hadits)

Demikianlah seharusnya seorang muslim menyambut ramadhan, seperti tanah kering yang menyambut hujan, seperti seorang yang sakit membutuhkan dokter untuk mengobatinya & seperti seseorang yang jatuh cinta yang menanti kekasihnya.

Redaktur : Gilang Ramadhan 

0 komentar: